Mindfulness: Penjelasan Singkat Tentang Cara Bertahan Hidup Kekinian

Syora Alya Eka Putri
7 min readJan 6, 2020

--

Masih dekat dengan nuansa tahun baru, tak elok rasanya jika tidak berbicara soal resolusi. Sejak tahun kemarin, aku tidak punya resolusi yang cukup rumit, namun sungguh sulit untuk dilaksanakan yaitu untuk mengembangkan diri yang lebih mindful. Agaknya berlebihan rasanya. Akan tetapi, untuk hidup di zaman kekinian dengan kerentanan mental nampaknya cukup diperlukan.

Misalnya gini, pernah ngga ngerasa capek ngerjain sesuatu soalnya pikiran kita lagi melayang entah kemana? Terus, pernah ngga ngerasa cemas karena takut sama apa yang terjadi di masa depan? Atau gini, sampai pernah ngga ngerasa capek sama kondisi jalanan yang terus terusan macet? Atau lelah menghadapi orang lain? Atau, pernah nggak sama sekali menikmati hari ke hari?

Kalo jawabannya iya. Berarti kamu merasakan apa yang aku rasakan. Iya, kita yang hidup di hari ini tapi nggak pernah fokus menjalani hari karena masih mikirin kejadian kemarin atau mencemaskan apa yang terjadi di hari esok. Tapi, aku melupakan kehadiran penuh di hari ini. Hal ini yang mengantarkanku pada istilah populer, yaitu mindfulness.

Yap, ini menjadi salah satu resolusi tahun baruku. Lalu, pertanyaannya, mengapa memilih untuk lebih mindful?

Oke sebelum itu, jadi apa itu mindfulness?

Mindfulness sendiri diartikan sebagai sikap manusia yang menaruh perhatian penuh untuk pikiran dan tindakan tanpa membubuhkan nilai benar atau salah alias judgment. Simpelnya banget, sejauh yang kupahami, ini sikap yang menerima keadaan yang sekarang.

Belum kebayang?

Oke, aku kutip nih dari Illinois State, mindfulness itu berarti mempertahankan momen ke momen dengan menyadari pikiran, perasaan, sensasi tubuh, dan lingkungan yang ada di sekitar kita.

Pusat perhatian ini terletak pada pikiran kita. Bersumber pada artikel pada Positive Psychology, kebiasaan untuk mindful ini ternyata telah lama ada sejak zaman Hindu dan Buddha. Alias udah ribuan tahun ternyata manusia telah melakukan mindfulness ini.

Kalo susah ngebayanginnya mindful itu kaya apa, simpelnya kita seperti sedang melakukan yoga.

Faktanya, sikap ini sebenarnya telah kita praktekan dalam ritual keagamaan loh, ngga sebatas Hindu dan Buddha saja. Tenang aja, kalo sekarang ini sih, mindfulness sudah biasa dilakukan diluar dari ritual keagamaan lainnya, seperti Kristen, Yahudi, dan Islam.

Kalau boleh cerita sedikit, mindfulness yang modern ini pertama kali dipraktekan oleh Jon Kabat-Zinn pada tahun 1979. Bapak ini yang memperkenalkan filosofi Buddha di MIT. Lalu, ia mengadaptasi filosofi Buddha ini sebagai cara mengurangu stres dan relaksasi ke klinik reduksi stres. Ia menemukan mindfulness ini bermanfaat untuk mengurangi stres loh. Karena penemuan ini, mindfulness ini diangkat sebagai praktek yang mainstream. Prakteknya ini dilakukan salah satunya dengan cara meditasi (Shea, dalam PsychCentral, 2018).

Hmmm, oke kalo gitu. Terus, kenapa sih kita harus banget praktekin mindfulness ini? Dan kalo iya, gimana caranya?

Tadi udah dijelasin sedikit, kalo mindfulness ini bisa mengurangi stres. Singkatnya banget, mindfulness ini dapat membantu kita buat bergerak lebih slow tanpa menolak yang jahat dan juga yang baik pada kita. Faktor yang memicu kita stres dalam menjalani aktivitas kita salah satunya adalah lari dari kenyataan, apalagi jika terjadi sesuatu yang tidak mengenakkan buat kita.

Menurut penelitian dari Berkeley University, dengan menerapkan mindfulness kita menjadi lebih sehat secara fisik dan juga pikiran. Soalnya mindfulness bermanfaat untuk meregulasi emosi, mengurangi stres, mengurangi bias, meningkatkan kognitif kita, mengurangi kecemasan, dan mengurangi burnout juga.

Nah, ada lagi nih menurut penelitian. Mindfulness juga bermanfaat bagi orang lain yang ada di sekitar kita. Soalnya bisa membantu kita untuk membantu orang yang benar benar membutuhkan dan memahami perasaan orang lain. Kemudian, mindfulness juga dapat meningkatkan relasi yang membahagiakan karena kita lebih rileks dan membuat orang lain nyaman soalnya kita bisa menerima keadaannya.

Mantap soul.

Jadi, menerapkan mindfulness di hidup kita yang penuh dengan tekanan ini bisa dapat membantu kita untuk bisa rehat loh.

Itu kalo yang dibicarain secara sainsnya ya, kalo manfaat yang aku udah rasain sendiri itu bisa mengurangi rasa overthinking dan membuat diri aku menjadi lebih bijak buat bertindak.

Singkat cerita, aku nemuin mindful ini berawal dari rasa cemas berlebihan yang aku rasakan. Belum lagi ditambah rasa takut sama masa depan, takut gagal, bahkan takut sama ekspetasi, dan omongan tetangga.

Sampai akhirnya, aku menerapkan ini sebagai treatment untuk membuat mental aku lebih sehat. Setelah aku jalani beberapa bulan, ternyata cukup membantuku buat melepaskan pikiran dari stresnya kehidupan. Maaf jadi curhat sekalian haha.

Oke, jadi penasaran kan, gimana caranya buat ngelakuin mindfulness?

Dari beberapa sumber yang udah aku baca dan pahami, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menerapkan mindfulness ini yaitu:

  1. Melakukan aktivitas biasa, seperti makan, berjalan, minum, bernafas, mendengar, mengobrol, dengan tidak terdistraksi oleh hal lain. Misalnya, lagi makan siang, coba pastikan untuk fokus makan dan nikmatin makanannya. Kadang kita lupa kalo pas makan, kita nyambi kegiatan lain, jadi lupa rasa makanannya kaya apa.
  2. Tenangkan pikiran. Coba sesekali bengong aja gitu ngga mikirin apapun barang sejenak. Dan coba sesekali rasakan kalo kita sedang bernafas. Yang terpenting adalah pastikan kita hidup di saat sekarang, ngga terus mikirin masa lalu dan apa yang akan terjadi di masa depan. Yap, kita jadi pusing karena kita ngga pernah hadir di hari ini.
  3. Usahakan ngga judge apa yang terjadi. Biasanya kita terlalu sibuk buat nyalahin keadaan. Sekarang, ubah caranya dengan biarkan dan terima kalo keadaan itu harus terjadi. Dan yang terpenting lagi, jangan menyalahkan diri sendiri. Oke, kalo udah berubah, gimana rasanya sekarang? Lebih lega?
  4. Pastikan untuk merasakan apa yang terjadi pada tubuhmu dan pikiranmu. Misalnya, rasa lagi duduk di kursi, gimana posisi enaknya, terus gimana keadaan sekitarmu? Baik-baik saja kan?
  5. Ingatkan dirimu, kalo kamu hidup di hari ini. Ingatkan ini setiap hari. Praktek mindfulness akan gagal kalo ngga terus-terusan dilakuin.

Oke, aku tahu hal yang ku sebut diatas ngga sesederhana yang dilakuin. Aku akan menjelaskan tantangan saat menjalani mindfulness yang telah dirangkum dari beberapa sumber yaitu:

  • Lebih peka dan mindful-nya saat merasa sedih aja. Pas lagi seneng-senengnya lupa.
  • Mager banget, karena yang ngelakuin sendirian. Pasti kita kalo nerapin tiba-tiba dianggep aneh. Jadi, mesti diliat juga lingkungan kita suportif atau ngga.
  • Ngga ngerti sama pikiran kita sendiri, apalagi perasaan. Kadang kita sulit ngebedain antara kita marah, lagi cemas, takut, atau yang lain. Terus, kita juga ngga bisa kontrol pikiran kita, kaya apa yang mesti dipikirin dan apa pula yang tidak.
  • Otak kita terlalu sibuk, sibuk mikirin kerjaan kita yang terlalu banyak. Saking sibuknya, kita ngga tahu tubuh kita sedang merasakan apa. Belum lagi, ngga punya waktu luang untuk tidur siang misalnya. Huft.

Dari aku sendiri, juga merasakan kesulitan awalnya saat menerapkan mindfulness. Karena emang ngga punya pengalaman yang cukup dan pemahaman yang baik soal pengendalian emosi. Belum lagi, jadwal sehari-hari yang padat juga menghambat buat sedikit lebih mindful. Terus gimana dampaknya? Jadi stres sendiri, sudah ya tidak perlu dijelaskan. Hmm, caranya biar berhasil gimana dong jadinya?

Kunci keberhasilannya mindfulness ini terletak pada kemauan kamu sendiri aja nih. Kalau misalnya masih bingung soal mindfulness ini, kalian masih bisa baca-baca referensi lain. Dari aku sendiri, buku self-development ada yang bisa dibaca sih, misalnya:

  • Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat dari Mark Manson.
  • Filosofi Teras dari Henry Manampiring.
  • A Little Book of Stoicism
  • Mendaki Tangga yang Salah dari Eric Baker
  • Dan masih banyak lagi sih.

Haha, bukunya emang ngga langsung berhubungan sama mindfulness. Cuman buku-buku ini memberikan pandangan lain tentang kesuksesan dan kebahagiaan itu sendiri dengan melihat dari sisi negatifnya. Secara ilmiahnya, penulis belum baca lebih lanjutnya.

Sejauh ini yang penulis pahami filsafat Stoic bisa jadi landasan berpikir untuk bisa mindful. Kalau penasaran, kita ulas dikit soal stoic ini ya. Simpelnya, ini adalah sebuah ilmunya filsafat yang berfokus pada etika personal tentang logika berpikir untuk men-judge tentang kebiasaan dan kebahagiaan dengan cara tidak mengontrol hal-hal yang terjadi di luar pikiran dan sikap kita. Filsafat ini terkenal sama Marcus Aurelius.

Buat pengen tahu filsafat ini lebih lanjut, bisa ya langsung cus aja ke: https://youtu.be/uLOB6hj3M_Q

Nah, sampai di sini, gimana udah pada paham belum soal mindfulness?

Buat referensi lainnya, bisa dapet di video-video Youtube. Atau bisa juga ikut kegiatan Yoga, dengerin musik-musik meditasi lewat aplikasi. Itu kalo males banget buat baca buku. Tapi, usahain ya buat baca biar dapet informasinya lebih lengkap. Terus, kalo mau diskusi sama aku juga boleh ya.

Oke.

Hmm, ku rasa paham sih pasti paham. Ada bagian terbaiknya yang rumit nih yaitu buat mengubah perilaku kita untuk bisa lebih mindful. Terlebih lagi, nggak konsultasi dulu ke profesional. Oke aku kasih tau sedikit cara terbaik buat memulainya ya.

Berdasarkan artikel dari PsychCentral, minimal terapkan selama 10 menit dulu misalnya buat duduk pas kerja. Yang terpenting, ketahuilah pikiran yang ada sekarang dan perasaan apa yang kamu rasakan. Kemudian, perlahan pejamkan mata dan jangan lupa bernafas. Gimana sampai di sini udah bisa fokus belum? Ayo coba 10 menit aja kok.

Kalau udah jago, terus terapin secara berulang di kegiatan lainnya. Lama-lama kalian bakal merasa distraksinya lumayan berkurang. Menurut penelitian, dampak positif dari mindfulness bakal kamu rasakan kalau dipraktekin selama 20 menit setiap hari.

Intinya sih, apapun yang kita lakuin kalo berproses tiap hari pasti kita bakal ngerasain dampak positifnya kok. Terus juga, keliatan kan sebenarnya apa sih yang bikin kita capek? Karena pikiran kita yang terlalu sibuk, sampai lupa kalo kita harus hadir di hari ini.

Oke, gimana apakah kalian siap memulai hari untuk lebih mindful? Nanti kamu bisa cerita tentang hari dengan lebih komprehensif.

Ataukah masih ada keraguan buat menjalaninya?

Sebelum kelar, mari kita tutup dengan Quote supaya kamu jadi lebih menyadari betapa pentingnya hari ini

Selamat mencoba!

--

--

Syora Alya Eka Putri
Syora Alya Eka Putri

Written by Syora Alya Eka Putri

just a typical reader and longlife learner

No responses yet