(Bukan Tips) Melampaui Batas Diri dengan Beasiswa

Syora Alya Eka Putri
8 min readApr 1, 2020

--

Dari Google, sumbernya thestandard.uk.

Sekarang gue mau nanya serius: siapa yang nggak pengin kalau biaya sekolahnya bisa dibayarin dan dapat uang jajan sekaligus? Tapi, bukan dari orang tua sendiri atau bahkan diri sendiri. Sekali lagi, siapa yang pengen?

Ya, jalan ninja yang biasa dipilih oleh banyak orang untuk tetap bisa sekolah melalui beasiswa. Beasiswa ini biasanya dikasih (nggak gratis) oleh suatu organisasi swasta atau juga pemerintah. Nggak gratis disini maksudnya butuh perjuangan ya buat dapetinnya.

Hmmm, coba disini siapa yang pengen dapetin beasiswa? Ayooo jawab!

Kali ini gue bakal cerita sedikit pengalaman gue bersekolah dengan beasiswa. Cuma gue tidak akan bercerita tentang tips-tipsnya karena udah banyak banget yang ngebahas soal ini. Kali aja penting ya.

Kalo nggak percaya, silahkan search akun-akun pemburu beasiswa. Di Google misalnya

Tuh kan banyak banget!

Oke, oke, terus apa yang mau gue coba ceritain disini?

Oh iya sebelum gue cerita, fyi, gue ini sekarang sedang menempuh studi master dengan beasiswa LPDP. Nah, sebelum ini, gue juga kuliah S1 itu dengan beasiswa. Terus, waktu gue SMA juga, meskipun biaya sekolahnya gratis, gue juga dapet beasiswa. Berarti udah cukup berpengalaman ya gue soal per-beasiswa-an ini? Hahaha. Semoga!

Lanjut ya.

Banyak banget temen-temen gue, mungkin termasuk kamu yang baca ini, nanyain pertanyaan ini ke gue: “Cara dapet beasiswa gimana sih? Susah nggak” Gue menghighlight kata, susah nggak?

Kalimat ini udah nunjukin pasti ngga sedikit dari kita yang cemas banget, minder duluan, dan takut nggak bisa meraih beasiswa itu. Memang namanya beasiswa kan perlu diperjuangkan buat dapetinnya, jadi nggak heran persyaratan buat memenuhinya cukup banyak. Hal ini dipakai biar tahu siapa yang paling pantas buat dapetinnya. Betul tidak?

Cuma ya, namanya susah atau ngga itu tergantung sama pribadinya, alias se-subyektif itu. Jadi, kalo dia punya pengalaman dan pemberani, bisa jadi nggak susah. Ataupun sebaliknya. Makanya, kita nggak bisa berpatokan banget sama tips-tips karena kita nggak mendalami pengalaman hidup dan idealismenya orang itu kan?

Oke, punya perasaan takut itu wajar banget, gue sendiri pun juga pernah ada dalam fase ini. Apalagi, gue melihat kapasitas diri jika dibandingkan oleh orang lain, pasti jauh banget. Sejauh Jakarta sama New York!

Saking ngerasa jauhnya, gue pun sempat punya keinginan buat memendam untuk daftar beasiswa, saking takutnya. Percayalah, saking takutnya gue, sampai nggak mau liat cara-cara ngehack dapat beasiswa.

Tapi nih ya, sebenarnya ada beberapa cara yang dikasih itu bisa berlaku efektif buat kalian. Syarat mutlaknya adalah ada pada diri kalian sendiri! Karena pada dasarnya, motivasi untuk dapat beasiswa itu otentik, alias nggak bisa dicontek sama orang lain. Lalu, pertanyaan berikutnya, biar gue bisa otentik gimana sih?

Baiklah, dari sini, cerita akan dimulai.

3…

2…

1…

Kencangkan sabuk pengaman dan lari…………

Pertama banget, jangan minder.

Sebenarnya cara pertama itu yang jelas ikuti alur pendaftarannya. Pastikan jangan melewati batas pendaftarannya. Kalau secara teknisnya, siapkan berkas-berkas yang dibutuhkan. Cuma adalagi yang sulit, yaitu menghilangkan rasa minder dari diri. Karena dampaknya kita pun jadi tidak maksimal dalam menyiapkan berkas-berkas pendaftaran.

Solusinya, adalah simpel tapi sulit dilakukan, yaitu optimis. Percayakan pada diri sendiri. Nah, kalau misalnya kamu ngerasa kurang persiapannya gimana?

Di zaman kaya sekarang gini, nggak sulit buat belajar untuk bikin motivation letter atau CV, atau juga esai. Cara-cara tersebut bisa ditemukan secara mudah, pakai banget ya. Bisa buku, podcast, video, bebas pilih! Bahkan ada juga yang nyediain kursusnya loh! Banyak banget cara-caranya yang bisa kalian cari di Google, sebagai berikut:

coba tanya aja sama teman pintar kita yang satu ini ya!

Kalau dari gue sendiri, gue mempelajarinya dengan melihat contoh menulis dengan pola: amati, tiru, modifikasi. Ini cara praktisnya pemula buat menyiapkan diri buat nulis esai. Cuma buat nulis kaya gini, nggak gampang perlu latihan.

Jadi, biar kita nggak minder, kita belajarlah kiat-kiatnya.

Kemudian, kalau kamu ngerasa nggak kuat sendiri. Kamu pun sebenarnya bisa meminta bantuan pada orang yang kamu percaya. Misalnya, teman atau dosen kamu gitu. Lalu, mintalah dengan kerendahan hati bantuan mereka untuk ngasih support ke kamu. Pasti dikasih nggak? Silakan dicoba.

Namun langkah lebih jauh dari ini, kamu juga harus mengenali dulu diri kamu siapa. Keliatannya mudah ya. Tapi, karena ada hal yang nggak kamu ketahui, cuma kamu merasa jatuh duluan hanya melihat orang lain. Yups, maksudnya gue disini: kenali potensi kamu. Potensi itu yang nantinya membawa kamu lebih jauh. Refleksikan itu ya!

Nah, ini bisa dipakai banget. Ini aku ambil dari Google ya.

Kedua, cari informasi sedalam-dalamnya

Sedalam-dalamnya Sherlock memecahin kasus tertentu

Ini adalah cara yang paling wajib banget sebelum daftar beasiswa. Kemanapun ya. Sekarang tuh banyak banget kan akun-akun yang sediain ngobrolin soal dapetin beasiswanya. Gue sendiri pun menemukan banyak banget serta beragam.

Terus, kalo bisa ngobrol juga entah itu sama temen atau dosen atau kerabat lain yang punya pengalaman tentang beasiswa. Nah, kamu bisa konsultasi juga sama mereka buat milihnya enaknya kemana, jikalau masih bimbang.

Cuma yang paling penting disini adalah pastikan info itu bukan cuma desas-desus. Karena perlu hati-hati sama penipuan gitu. Kalau perlu dicek kembali pada laman website atau tanyain customer service yang biasanya udah disediain. Nah, kalau udah ngelakuin ini, bagus.

Habis dapat informasi sebanyak itu, saatnya kamu pilah-pilih, yang mana harus dipenuhi dan yang mana bisa dipilih sebagai cara menunjukan kelebihanmu. Yang terpenting buat daftar beasiswa: ikuti prosedur yang sudah diberikan ya. Berbekal informasi ini, kamu juga memastikan, posisi dirimu ada dimana kan?

Oh iya, kamu juga bisa melakukan follow up buat memastikan. Kalau bisa kamu juga simpan tanggal-tanggal pentingnya supaya kamu lebih bisa atur strateginya.

Ketiga, tentukan tujuan dan jangan takut gagal!

Biasa habis ngobrol-ngobrol gitu, tingkat ke-pede-an pun bertambah, atau bisa juga sebaliknya. Nah, sebaiknya kamu pun sudah bisa merumuskan tujuan yang konkret, berdasarkan spesifik, terukur, mudah dilakukan, realistis, dan sesuai dengan waktunya.

Jadi, seandainya pun mau daftar beasiswa masih nanti. Paling enggak dengan adanya tujuan ini bisa lebih jelas arahnya mau kemana. Nah, kalau bisa, kamu juga ketahui dulu tujuan dari pemberi beasiswa itu apa. Setelah kamu cari tahu dan dalami, kamu bisa menyeleraskan tujuanmu itu sejalan dengan tujuan pemberi beasiswa.

Kaya begini:
“Eh, aku mau pulang nih ke Depok naik kereta?”

“Oh iya, aku juga. Bareng aja gimana?”

“Oke, bareng ya kita.”

Nah, kalau soal tujuan ini, aku pernah dapet pemahamannya saat ngobrol-ngobrol.

diambil dari Tumblr

Oke, lanjut ya. Jika kita udah punya tujuan, perlu kita sadari bahwa apa yang sudah kita rencanakan tidak selamanya sesuai dengan kenyataan. Paling tidak kita telah menyiapkan opsi lain yaitu mempersiapkan diri dengan kegagalan. Langkah ini cukup realistis.

Sedikit cara menghadapi kegagalan adalah dengan menyiapkan rencana kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam. Kemudian, mencari jalan lain. Jika dirasa sudah menyerah, bukan masalah yang besar. Karena tidak sedikit diantara kita yang mendapatkan beasiswa, setelah melewati berpuluh-puluh kegagalan. Terdengar wajar bukan?

Perasaan ini juga kerapkali datang ketika kita merasa dianggap remeh. Ada pepatah yang bilang berarti kalau ada yang meremehkan, bisa memenangkan setengah permainan. Hal ini justru saatnya bisa diubah jadi motivasi untuk kamu ya! Oh iya, kalau misalnya kamu juga pernah merasakan kecewa dan iri, ini juga wajar, namun ada baiknya ubah cara pandangmu ya: untuk melihat ini belum waktunya.

Ikhlaskan. Nanti biar semesta yang membantumu. Begitu ujar lagu-lagu masa kini.

Keempat, banyak-banyak refleksi

Untuk menemukan otentik dalam diri, bukanlah proses yang sebentar. Setelah kita menyadari kita punya banyak kekurangan, inilah saatnya melakukan refleksi diri. Kita dapat mengambil cerita-cerita dari orang-orang yang sudah berpengalaman, mendalami apa tujuan kita, atau berupaya mendalami faktor kegagalan.

Dan lagi, cara refleksi diri pun banyak ditemukan pada tips-tips motivasi, buku, blog-blog karir, atau pun yang akun diikuti olehmu saat ini. Simpelnya, proses ini kita dapat mempertanyakan kembali apa tujuan kita dan apa yang belum kita maksimalkan. Lalu, kita bisa mencari jawabannya, kembali pada proses yang kedua: dalami informasi sebanyak-banyaknya.

Kamu juga bisa mencatat apa yang sudah kamu lakukan, dan apa yang belum terwujud. Termasuk pada mendaftar beasiswa. Hal ini dapat membantumu untuk melihat sejauh mana kamu berproses dan apa saja yang telah dilalui serta dapat dipelajari. Hasilnya: kamu tidak berlarut menyalahkan dirimu sendiri. Lalu, kamu juga dapat melihat apakah strategi yang sudah dijalankan berhasil atau tidak.

Intinya, kamu bisa mendapatkan gambaran tentang dirimu lebih jauh bukan?

Terakhir, berdoa

Kita tahu jika kita hidup ini ada ‘tangan’ lain yang bekerja. Setelah kamu berproses, jangan lupa menyerahkannya dengan jalan berdoa, menurut agama dan keyakinan masing-masing.

Oke, itu langkah-langkah simpel, sekaligus bisa menempuh jalan untuk mendapatkan beasiswa. Kenapa sih dalam judul dibilang menembus batas diri? Soalnya, ketika kita ingin berkomitmen dan mendapat beasiswa, secara tidak langsung banyak hal yang harus kita persiapkan.

Poin-poin yang terlupa

Nah, ada poin yang hampir saja terlupa: jangan tunggu dan diamkan kesempatan yang ada. Bicara soal momentum, kadangkala juga membuat kita dilema dan merasa berat untuk mendaftar beasiswa. Caranya, kamu harus sering-sering berdamai dan ngobrol sama orang lain, dan yang paling penting, dengan dirimu sendiri.

Kalau sudah ada depan mata, lalu buat apa kamu diamkan saja? Bertindak segera. Jika kamu ragu ini bukan waktumu, paling tidak kamu susun rencana agar tidak terlena dan melupakan beasiswa.

Nah, jika kamu punya jalan biaya pribadi pun tidak masalah sebenarnya, asalkan kamu mampu. Kamu bisa juga menabung dulu, untuk berjaga-jaga jika kamu belum berjodoh dengan beasiswa. Jadi, kalau pengalaman gue, singkatnya banget gue dapet beasiswa udah di tengah-tengah. Alias banget gue pernah bayar dulu, baru dapet beasiswa. Hal yang gue lakukan disini adalah paling tidak punya dana cadangan.

Nah, sekarang gimana? Apakah kamu lebih mendapatkan gambaran tentang beasiswa dari pengalaman gue? Atau mungkin ada yang punya cara lain? Mari berbagi informasi yuk!

Gue percaya setiap orang punya caranya masing-masing. Tapi, paling tidak kamu bisa lebih memberanikan diri ya! Salam semangat. Biar lebih semangat, ini ada kutipan penutup dari Bill Gates:

--

--

Syora Alya Eka Putri
Syora Alya Eka Putri

Written by Syora Alya Eka Putri

just a typical reader and longlife learner

No responses yet